18 November 1975
Wiryadi Dharmawan
|
Opening Si Huma |
MASA KECIL
Saya hidup dalam keluarga biasa. Yang menjadikan luar biasa adalah Televisi hitam putih, yang selalu saya lihat setiap ada tayangan Film kartun disana. Saya begitu ingin bisa membuat film kartun yang saya tonton, hm... bagaimana ya caranya?
Yang bisa saya lakukan untuk melampiaskan semua itu, ya... dengan menggambari semua lantai dengan kapur. Semua buku tulis saya tidak pernah bersih dengan gambar-gambar. Seringkali kena marah Orang tua dan guru.
CITA-CITA
Hidup dilingkungan konvensional, dimana budaya yang ditanamkan merupakan penghalang bagi saya yang ingin bisa membuat film kartun. Orang tua selalu memberi pilihan secara tidak langsung pada anak-anaknya supaya besok kalau gede jadi Dokter, Tentara, Polisi, Guru, dan jabatan-jabatan umum lainnya.
Dari semua jawaban itu hanya saya yang berbeda, dengan yakin saya jawab, "Saya ingin jadi pembuat Film Kartun!" Jawaban saya ternyata tidaklah istimewa, semua orang berpikir, mungkin karena saya anak kecil. Bagi saya pun jawaban saya tidaklah se-istimewa jawaban teman saya. Percaya atau tidak, dia ingin jadi Tukang Becak! Sungguh hal ini bagi orang tua dan guru sangat tidak umum. Namun bagi saya saat itu, dia salah satu teman yang mempunya sebuah impian unik seperti saya. Dan saat itu dia sangat yakin dengan pilihannya.
SERIAL KARTUN SI HUMA
Di tahun 80-an, ada serial Kartun pertama Indonesia, Si Huma. Ada satu episode bercerita mengenai cara membuat film kartun. Dari situ lah saya tahu bagaimana membuatnya. Buku-buku tebal pelajaran jadi lahapan saya, menggambari sisi-sisi halaman yang kosong. Membuat gerakan animasi pertama saya. kalau tidak ada tempat lagi di buku tebal, buku tulis jadi sasarannya. Istilahnya "Flip Book". Sekarang saya berpikir, bagaimana caranya memasukkan kartun ini ke dalam televisi.
MASA REMAJA
Semasa STM, saya masih sekelas dengan teman saya yang bercita-cita jadi tukang becak. Namun dia sudah tidak mengejar impiannya lagi. Dan juga teman yang lain sepertinya sudah melupakan impian monyet nya (diambil dari 'cinta monyet'). Tapi saya tetap ingin bisa membuat film kartun, dan masih saja melihat serial kartun tiap hari minggu. Entah kenapa, banyak orang mencemooh, karena sudah besar masih saja suka film kartun.
Setelah lulus STM, saya tidak mau kerja sesuai jurusan, Mesin Produksi. Saya tetap ngeyel harus jadi pembuat film kartun! Setahun setelah menganggur, pada 1994, njilalah kersane Allah, sebuah keajaiban! Di belakang kampung saya ada Production House bernama PT. INDEX, yang mencari pembuat film kartun. Dari sanalah saya mulai tahu banyak tentang penggarapan animasi dengan komputer dan bagaimana mengedit, juga tahu prosesnya dimasukkan ke televisi. Seperti yang dikatakan Pak Disney, animasi adalah salah satu pekerjaan tersulit di dunia. Yah, itu benar!
1995 saya resign karena harus kuliah, dan hanya sempat ikut menggarap 6 episode saja. Pada tahun 1996, Hela Heli Helo, film animasi pertama Indonesia dengan menggunakan unsur 3D, tayang di TPI. Hey... Itu film dari teman-teman di INDEX! Saya ikut bangga!
PT INDEX : http://www.index-ph.co.id/
MASA DEWASA
Masih bergelut dengan animasi. Meski awalnya Orang tua tidak terlalu mengharapkan saya ada disana. Karena lebih terlihat seperti seorang pengangguran, namun saya punya keinginan kuat untuk membuktikan bahwa saya bisa!
FESTIVAL
|
Film Kartun pertama saya |
Ketika bekerja sebagai disainer kover buku tulis di PT Tjiwi Kimia selama 4 tahun, 1999-2003. Saya mengalami kejenuhan. Betapa tidak, saya sudah 5 tahunan vakum dari dunia film kartun. Dan insting saya berkata, bahwa di luar sanalah, di suatu tempat, ada jawaban itu. Saat-saat akhir tinggal beberapa bulan di tempat kerja, saya mencuri waktu untuk bikin film kartun dengan komputer kantor. Karena saya tidak punya komputer. Setelah film kartun jadi, saya iseng-iseng ikut Hello;Fest v.02. Dan tidak nyana ternyata menang. Film pertama saya sendiri dan langsung menang!
http://hellofest4.blogspot.com/2006/12/wiryadi-dharmawan-penthil-penthol.html
http://vimeo.com/18321194
BERANIMASI, BERANI MATI!
Saya semakin yakin dan memantapkan diri, bahwa film kartun adalah dunia saya. Tetap mengikuti festival sampai mendapatkan projek-projek. Awalnya memang saya pikir ini adalah semua karena saya. Saya-lah yang berhasil dan saya-lah yang mengendalikan. Tapi ternyata bukan! Dari pengalaman dan banyak melihat, saya sadar, bahwa ini semua karena animasi! Saya hanya mengikuti keinginannya. Karena animasi punya jiwa dan kebutuhan. Kebutuhan untuk tahu diri dan tahu tempat.
Tidak lepas dari rasa syukur kepada Sang pemberi nafas, karena keajaiban dan kemampuan yang di berikan-Nya. Saya ingin film kartun atau animasi ini bisa berguna bagi sesama, bahkan bagi Nusa dan Bangsa!
SALAM MANIS ANIMASI :)